Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Natal 2018, Cina Tangkap Umat Kristen, Tutup Gereja dan...

image-gnews
Suasana gereja di Cina. [ CNN ]
Suasana gereja di Cina. [ CNN ]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina semakin keras melakukan persekusi terhadap umat Kristen menjelang Natal 2018. Situasi ini menjadi perhatian masyarakat internasional.

Tindakan persekusi meliputi penangkapan dan penahanan pendeta terkemuka di Cina bersama 100 umat Kristen pada 9 Desember 2018, menutup gereja, menyita Alkitab, hingga melarang orang berkumpul.

Baca: 4 Negara Tak Aman Bagi Umat Kristen

Pemerintah Komunis Cina kmenggrebek dan menutup gereja Early Rain Covenant Church di Chengdu dan gereja Rongguili di Guangzhou. Pendeta terkemuka gereja Early Rain Covenant, Wang Yi dan istrinya, Jiang Rong ditangkap pekan lalu dan kini sudah bebas.

CNN melaporkan, beberapa pendeta yang ditahan mengalami tindakan kekerasan termasuk penganiayaan dan pelecehan.

Dua gereja ini sangat terkenal di Cina dan tidak terdaftar.

Gereja Rongguili juga merupakan salah satu gereja bawah tanah untuk umat Kristen di Guangzhou.

Mengutip laporan Christianity Today International.Com, 17 Desember 2018, sebanyak 60 polisi dan petugas urusan agama melakukan penggrebekan di gereja Rongguili yang sedang menjalankan ibadah pekan lalu.

Aparat memerintahkan penutupan gereja, menyita berbagai materi, dan mengambil telepon seluler umat yang beribadah. Sebanyak lebih dari 4 ribu buku disita.

Baca: Cina Turunkan Paksa Salib di Gereja, Larang Jual Alkitab

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aparat juga memasuki ruang anak-anak untuk belajar Alkitab yang berada di lantai atas.

"Mereka membacakan pemberitahuan penegak hukum bahwa perkumpulan ini ilegal, penerbitan buku ilegal, pengumpulan dana ilegal, dan semua Alkitab disita," kata seorang anggota gereja Rongguili seperti dikutip dari South China Morning Post, 17 Desember 2018.

Gereja Rongguili dituduh melanggar Undang-undang Urusan Keagamaan.

Pemberitahuan ini kemudian disebarkan ke media sosial agar umat Kristiani mengikuti ibadah di 15 gereja Protestan yang terdaftar di Guangzhou dan di bawah pengawasan pemerintah Cina.

Identitas setiap umat termasuk anak-anak yang terkena razia dicatat. Telepon seluler mereka diperintahkan untuk tidak diaktifkan dan diserahkan kepada aparat.

Baca: Cina Larang Keras Dekorasi Natal Dijual dan Dipajang

Sebelum meninggalkan lokasi, aparat keamanan memperingatkan agar mereka tidak kembali beribadah ke gereja tersebut.

Menurut Human Rights Watch, di masa Xi Jinping sebagai pemimpin Cina, pengawasan terhadap umat Kristen semakin ketat dengan tujuan gereja dan penganut agama lain mendukung pemerintah dan Partai Komunis Cina. Persekusi terhadap umat beragama di Cina pun kini menjadi perhatian masyarakat internasional.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

9 jam lalu

Sebuah kapal berbendera Filipina (tengah) dihadang oleh kapal Penjaga Pantai Cina (kanan)dalam insiden yang mengakibatkan tabrakan antara kedua kapal, di perairan sengketa Laut Cina Selatan dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video selebaran yang dirilis pada 22 Oktober 2023. Penjaga Pantai Cina/Handout melalui REUTERS
Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air


Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

11 jam lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.


EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

16 jam lalu

Pesawat Terbang otonom eVTOL EHang 216-S. livescience.com
EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.


Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Para pasangan pengantin berpose bersama dalam sesi foto prawedding di Nanjing, Provinsi Jiangsu, Cina timur, 19 Mei 2020. Di antara pasangan itu terdapat beberapa pekerja medis yang menunda pernikahan mereka. (Xinhua/Ji Chunpeng)
Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.


Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendatangi PT Hwa Hok Steel yang memproduksi baja tulangan beton (BjTB) yang tak sesuai Standar Nasional Indonesia di Kabupaten Serang, Banten pada Jumat, 26 April 2024. Produk yang tak sesuai standar itu nantinya akan dimusnahkan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.


Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

3 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendatangi PT Hwa Hok Steel yang memproduksi baja tulangan beton (BjTB) yang tak sesuai Standar Nasional Indonesia di Kabupaten Serang, Banten pada Jumat, 26 April 2024. Produk yang tak sesuai standar itu nantinya akan dimusnahkan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.


Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

3 hari lalu

Li Ran (kanan). Instagram/mumunotinparis
Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.


Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

4 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel


Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

4 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendatangi PT Hwa Hok Steel yang memproduksi baja tulangan beton (BjTB) yang tak sesuai Standar Nasional Indonesia di Kabupaten Serang, Banten pada Jumat, 26 April 2024. Produk yang tak sesuai standar itu nantinya akan dimusnahkan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.


Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Sebuah kapal pasokan Filipina berlayar di dekat kapal Penjaga Pantai Cina selama misi pasokan untuk pasukan Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang dilarang terbang di Laut Cina Selatan, 4 Oktober 2023. REUTERS/Adrian Portugal
Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan